Kekalutan
mental di masyarakat sudah banyak terjadi dimana-mana, oleh karena itu saya
ingin mengangkat salah satu bahasan kekalutan mental di masyarakat yaitu
Gangguan Identitas Gender. Gangguan identitas gender adalah gangguan jenis
kelamin dimana orang yang merasa jenis kelamin fisiknya tidak sesuai dengan
jenis kelaminnya yang sejati dapat didiagnosis mengalami gangguan identitas
gender atau biasa kita sebut dengan transgender.
Dari
pengertian gangguan identitas gender diatas menjelaskan bahwa seseorang yang
tidak jelas dengan status kelaminnya atau disebut juga dengan transgender yang
merupakan suatu gejala ketidakpuasaan seseorang karena merasa tidak adanya
kecocokan antarabentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun ketidakpuasaan
dengan alat kelamin yang dimilikinya.
Contoh
kasus Agus Wardoyo, yang sekarang kini resmi memakai nama Nadia Ilmira Arkadea.
Terlahir sebagai lelaki tulen, pada 16 Agustus 1979, Agus berperilaku seperti
anak lelaki sampai dia lulus SD. Namun semakin Agus dewasa, dia kian mirip
perempuan. Suaranya nyaring, geraknya gemulai. Lalu dengan restu orang tua yang
didapatnya, pada tahun 2005 Agus menjalani operasi ganti kelamin di rumah sakit
Dr Sutomo, Surabaya. Perjuangan Agus untuk menjadi wanita seutuhnya ditentukan
dengan satu sidang di Pengadilan Negeri Batang, Jawa Tengah, 22 Desember 2009,
dimana pada hari itu pengadilan memberikan penentuan akan status gender Agus
yang sekarang telah resmi menjadi Nadia Ilmira Arkadea.
Contoh kasus kedua adalah kasus Mayang
Prasetyo, warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi transgender ini meninggal
secara tragis. Wanita asal Bandar Lampung itu dibunuh dan dimutilasi oleh
suaminya sendiri, Marcus Peter Volke di apartemen Teneriffe, Queenslan,
Australia. Kepolisian Negeri Kanguru saat ini tengah menyelidiki motif di balik
pembunuhan itu. Untuk sementara, detektif kepolisian Australia Tom Armitt
menduga aksi kriminal itu dilandasi atas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Pembunuhan diyakini terjadi pada Kamis atau Jumat 3 Oktober 2014. Jasad Mayang ditemukan tak utuh di unit apartemen tempat ia dan Marcus hidup bersama pada Sabtu 4 Oktober 2014. Marcus diketahui melarikan diri setelah polisi datang ke apartemennya, setelah tetangga sekitar mengendus bau tak sedap dari dalam hunian tersebut. Marcus kemudian ditemukan tak bernyawa di dalam tong sampah dekat apartemen. Dia diduga kuat bunuh diri. Pilihan hidup Mayang bukan berorientasi pada kejahatan, melainkan lebih ke orientasi seksual. Mayang, menurut teman-teman komunitasnya, tidak memiliki catatan kriminal.
Pembunuhan diyakini terjadi pada Kamis atau Jumat 3 Oktober 2014. Jasad Mayang ditemukan tak utuh di unit apartemen tempat ia dan Marcus hidup bersama pada Sabtu 4 Oktober 2014. Marcus diketahui melarikan diri setelah polisi datang ke apartemennya, setelah tetangga sekitar mengendus bau tak sedap dari dalam hunian tersebut. Marcus kemudian ditemukan tak bernyawa di dalam tong sampah dekat apartemen. Dia diduga kuat bunuh diri. Pilihan hidup Mayang bukan berorientasi pada kejahatan, melainkan lebih ke orientasi seksual. Mayang, menurut teman-teman komunitasnya, tidak memiliki catatan kriminal.
Awal
mula Transgender dikenalkan oleh masyarakat barat. Contohnya seperti Thailand
yang banyak sekali warganya berganti jenis kelamin dari laki-laki ke perempuan
ataupun sebaliknya. Indonesia sekarang juga banyak yang melakukan transgender
contohnya Agus Wardoyo dan Bunda Dorce yang melakukan operasi transgender
menjadi seorang perempuan. Pandangan budaya tentang gangguan identitas gender
ini adalah Dalam budaya Indonesia, seksualitas dalam bentuk apapun dianggap
sebagai subjek tabu dan sering segera dihakimi sebagai kecabulan. Dalam budaya
Indonesia, budaya malu adalah hal yang lazim. Masyarakat Indonesia umumnya
toleran terhadap transgender tetapi memilih untuk tidak membicarakannya karena
budaya malu yang kuat di Indonesia. Waria, laki-laki yang
berpenampilan seperti wanita untuk waktu yang lama telah memainkan bagian
mereka dalam budaya Indonesia. Banyak pertunjukan tradisional Indonesia seperti
lenong, ludruk dan ketoprak sering menampilkan waria sebagai obyek gurauan,
humor dan ejekan. Bahkan saat ini, kaum gay dan waria dapat ditemukan tampil di
televisi Indonesia dan industri hiburan. Dalam pandangan masyarakat Indonesia,
itu cukup dapat diterima untuk memiliki penghibur berpenampilan seperti
transeksual dalam tokoh masyarakat. Hal ini biasanya dianggap sebagai hal yang
lucu, kecuali itu terjadi dalam keluarga mereka sendiri di mana anak yang
berpenampilan seperti wanita sering dianggap sebagai aib bagi keluarga.
Masalah kebingungan jenis kelamin atau yang lazim
disebut juga sebagai gejala transseksualisme atau pun transgender merupakan
suatu gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan
antara bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun adanya ketidakpuasan
dengan alat kelamin yang dimilikinya. Ekspresinya bisa dalam bentuk dandanan,
make up, gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi penggantian
kelamin (Sex Reassignment Surgery). Dalam DSM (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder), penyimpangan ini disebut sebagai juga gender
dysporia syndrome. Terdapat dua faktor yangmenyebabkan seseorang melakukan
trangender yaitu faktor gen atau faktor bawaan dan faktor luar atau
lingkungan. Walaupun berbeda seperti itu kita memiliki kesataraan atau kesamaan
yang harus dihormati sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai warga
negara. Sebagai
warga negara pelaku transgender bersama warga negara yang memiliki status jenis
kelamin normal berkewajiban membangun negaranya dan mensukseskan pembangunan
negara. Tetapi sebagai orang yang beragama, pelaku transgener seperti waria
harus kembali kepada kodratnya. Karena tindakannya itu melanggar agama dan
telah merubah kodrat yang ditetapkannya sejak lahir. Tetapi hal ini bisa
disikapi agar mereka tetap berada di jalan Tuhan dengan mengajak mereka pada
pendekatan agama.
Sebagai makhluk Tuhan hendaklah saling menghargai
kehidupan orang yang ketidaknormalan yang terjadi pada tubuhnya
tetapi sikap psikologisnya yang mempengaruhinya serta mereka memiliki Hak Asasi
Manusia yang sama dimata negaranya. Dari pandangan agama seorang yang memilih
untuk transgender hingga sampai mengoperasi kelamin tidak diperbolehkan atau dilarang.
Untuk membuat seorang menyadari kesalahannya sebaiknya kita melakukan
pendekatan atau pengayoman bukan malah menjauhi mereka karena perubahan tidak
terjadi secara langsung akan tetapi bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar