Sabtu, 25 April 2015

KOREAN WAVE DI INDONESIA


            Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut mengiringi budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Di zaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran teknologi tidak dibarengi dengan budaya-budaya asing positif yang masuk. Budaya asing masuk ke negeri kita secara bebas tanpa ada batasan. Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya, norma tersebut meliputi norma agama, norma hukum, norma sosial dan norma kesopanan. Setiap norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia. Pada umumnya masyarakat Indonesia sekarang seakan tidak menghiraukan lagi norma-norma yang ditetapkan. Terbukti dengan banyaknya penyimpangan perilaku seperti korupsi, mencuri, menistakan agama, dan sebagainya. Kasus-kasus seperti ini menandakan bobroknya mental bangsa ini. Sehingga generasi muda yang mendatang diperkirakan dapat lebih buruk dari masa sekarang jika mental mundul tersebut masih ditularkan pada kaum remaja saat ini.
            Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
            Kebudayaan sangat erat dengan masyarakat. Melville J.Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, kebudayaan itu sendiri mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain.
            Budaya Indonesia sangat banyak sekali dan beragam, Namun banyak pula budaya budaya asing yang masuk ke Indonesia dan para generasi muda atau remaja remaja Indonesia lebih tertarik kepada budaya asing tersebut. Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan istilah K-Pop. K-Pop merupakan kependekan dari Korean Pop, yaitu salah satu jenis musika yang berasal dari korea. Saat ini demam musik K-pop sedang melanda seluruh anak muda di dunia, baik di benua Asia hingga benua Amerika. Fenomena tersebut biasa disebut dengan istilah Korean Wave atau Hallyu Wave.
            Permasalahan yang ada sekarang adalah apakah generasi muda yang menyukai budaya korea itu juga memiliki rasa suka atau bahkan cinta terhadap budaya bangsanya sendiri, yakni budaya bangsa Indonesia sebesar rasa cinta yang mereka miliki terhadap budaya korea? Dan apakah korean wave dapat dikatakan sebagai salah satu pemicu bagi generasi muda sehingga menjadi apatis terhadap budaya bangsanya sendiri?



            Di Indonesia, dominasi kebudayaan Korea masuk melalui peranan internet, walaupun memang peran media pun tidak bisa lepas dalam proses mewabahnya kebudayaan Korea di negeri kita. Seperti misalnya peran televisi, radio, dan majalah yang juga menyajikan berbagai topik mengenai Kebudayaan Korea yang terkesan trendy dan dapat diikuti oleh generasi muda kita. Berawal dari banyaknya drama korea yang ditampilkan oleh beberapa televisi Indonesia. Namun hal ini masih kalah oleh peran internet dalam penyebaran kebudayaan Korea secara bebas, terbuka dan dapat mencakup ranah usia dari dewasa bahkan sampai ke anak-anak.
            Dampak yang paling terlihat dari korean wave terhadap kalangan remaja Indonesia salah satunya adalah pada fashion mereka, terhadap tata cara berpakaian mereka sehari-hari yang secara tidka sadar telah mereka aplikasikan dengan menggunakannya sesuai dengan aktor atau aktris Korea idola mereka. Tidak hanya drama korea saja yang mendapatkan perhatian khusus yang tidak sedikit dari generasi muda Indonesia, fenomena girlband dan boyband dari Korea juga menjadi hal baru yang menarik perhatian generasi muda Indonesia. Seperti yang kita ketahui pada umumnya bahwa girlband/boyband dari Korea ini sangat khas dengan koreografi yang total, kompak dan sangat energik dengan musik yang mengiringinya. Ditambahkan lagi dengan anggota yang multitalenta baik dalam bidang tarik suara maupun dalam bidang menari.
            Hal tersebut sangat jelas bahwa sifat pemudia Indonesia yang masih terbilang labil akan dengan cepat mengimitasi tarian dari setiap girlband/boyband Korea dengan sangat sempurna. Contohnya adalah di sebuah SMA yang terdapat extrakurikuler tarian tradisional Saman dan Modern Dance K-pop para siswa maupun siswinya lebih tertarik dengan Modern Dance Kpop dibandingkan dengan tarian tradisional Saman yang jelas-jelas adalah tarian milik bangsa Indonesia itu sendiri.
            Penerimaan kebudayaan Korea di Indonesia ini membentuk suatu kelompok budaya yang baru yaitu kelompok penggemar(Fans), melalui kelompok penggemar ini penyebaran budaya kpop semakin mewabah di Indonesia, kelompok penggemar menumbuhkan fanatisme pada setiap penggemar yang sudah tergabung dalam kelompok tersebut. Contoh kasus kecilnya lagi adalah para generasi muda Indonesia yang menyukai Kpop lebih memilih atau lebih menunggu-menunggu idolanya untuk tampil di Indonesia walaupun dengan harga tiket yang terbilang mahal diatas rata-rata harga konser namun generasi muda tersebut lebih rajin menabung bahkan bela-bela untuk mengantri dari pagi hingga malam hanya untuk sebuah tiket. Mereka malah tidak menonton atau menyaksikan acara musik atau konser Indonesia dengan harga tiket yang lebih murah dan gratis untuk mendukung penyanyi atau seniman Indonesia.
            Organisasi Turis Korea melakukan survey di websitenya dengan respon dari 12.085 dari pengunjung non Korea yang berasal dari 102 negara. Survey ini menyatakan dengan umur responden budaya pop Korea ini meliputi, umur 10an tahun sebesar 17%, umur 30an tahun sebesar 18%, umur 40an tahun sebesar 8% dan responden yang berumur 20an tahun meliputi jumlah paling besar 49%. Dari persentase responden itu 99% nya adalah wanita dan sisanya adalah laki-laki
            Pengikisan kecintaan atau peminatan generasi muda terhadap budaya bangsa sebenarnya bukan sepenuhnya disebabkan oleh Korean Wave itu sendiri, Korean Wave hanya menjadi pemicu semakin terkikisnya rasa cinta generasi muda terhadap budaya bangsa. Sedangkan, penyabab utamanya adalah tidak adanya filterisasi kebudayaan asing yang masuk ke Indonesia baik oleh pemerintah ataupun oleh generasi muda penerus bangsa. Karena tidak adanya filterisasi kebudayaan asing tersebut sehingga membuat generasi muda terlena untuk menerima semua jenis kebudayaan asing tanpa mempertimbangkan kehadiran kebudayaan bangsa Indonesia terutama pada kebudayaan daerahnya.
            Dampak positif Korean Wave ke Indonesia adalah menginpirasi dunia musik Indonesia menjadi lebih berwarna, kecitaan terhadap musik semakin tinggi, style berpakaian yang modis, gaya rambut, aksesoris yang lebih bervariasi, menambah devisa negara karena dengan banyaknya artis korea yang datang ke Jakarta untuk menggelar konser seperti Super Junior yang secara tidak langsung mempromosikan Indonesia sebagai tujuan menarik para wisatawan asing yang berasal dari Korea, mempererat hubungan kerjasama dengan negara korea, dan menambah referensi tempat-tempat wisata yang indah di negara Korea. Namun dampak negatifnya adalah acuh tak acuh terhadap budaya tradisional Indonesia, lebih menyukai budaya korea ketimbang budaya asli Indonesia, dan meniru gaya hidup artis-artis korea yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa Indonesia.
            Faktor lainnya adalah pemerintah Indonesia tidak ada usaha atau mendukung seniman, penyanyi, lagu, bahkan lagu-lagu daerah Indonesia agar lebih dikenal dan diketahui oleh generasi muda Indonesia. Generasi muda hanya menyaksikan tayangan di televisi Indonesia dengan acara yang jarang sekali berbau kebudayaan Indonesia itu sendiri. Para penyanyi Indonesia kebanyakan yang disaksikan oleh para generasi muda Indonesia adalah penyanyi yang hanya menjual ketampanan atau kecantikan namun suara dan penampilannya tidak di seimbangi bagaimana penyanyi itu, banyak sekali para penyanyi Indonesia yang masih lipshing saat bernyanyi oleh sebab itu banyak generasi muda yang tertarik dengan korean wave karena korea dan para artisnya menyajikan tayangan yang bukan hanya suara, penampilan, namun tata hiasan panggung bahkan koreografi dan pakaian yang enak dipandang oleh mata.
            Alangkah lebih baik apabila masuknya kebudayaan Korea ke Indonesia dibarengi oleh penguatan kebudayaan Indonesia agar terus mengakar di hati generasi muda penerus bangsa. Sebagai contoh, ketika penerimaan kebudayaan Korea semacam fenomena girlband/boyband tetap bisa diselipkan kebudayaan asli Indonesia dalam kostum panggung dan juga dalam koreografinya dengan memasukkan batik asli Indonesia di aplikasi kostumnya dan gerakan beberapa tarian daerah dalam koreografinya, atau bisa juga memasukkan nada atau lagu khas Indonesia di beberapa bagian dari lagi. Hal terpenting adalah bagaimana generasi muda penerus bangsa untuk dapat bersikap dalam melakukan pemilihan terhadap segala kebudayaan asing yang telah masuk ke Indonesia dengan tetap mengutamakan eksistensi kebudayaan Indonesia terutama kebudayaan daerah. Peran pemerintah pun tak kalah penting untuk gencar melakukan promosi atas kebudayaan daerah aset bangsa kepada generasi muda Indonesia agar tidak berujung kepada apatisme budaya bangsa.

referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Hallyu
http://hiburan.kompasiana.com/musik/2013/10/28/korean-wave-menguntungkan-atau-merugikan-603140.html
https://encushasanah.wordpress.com/2013/04/06/fanatisme-remaja-indonesia-terhadap-korean-wave/
http://citizen6.liputan6.com/read/479145/positif-negatif-tren-hallyu-di-indonesia
http://dasukymuhammad.blogspot.com/2013/03/laporan-penelitian-pengaruh-korean-wave.html

Tidak ada komentar: